Senin, 06 Mei 2013

PIBICIWA PKBM WIDYA AKSARA BANJAR COVER SOAL UN TERTUKAR, DOUBEL UN, TAPI LANCAR


Ujian Nasional (UN) tahun ini terkesan tarik ulur karena pelakssanaanya diundur dari jadwal semestinya. Hal ini menjadi tantangan yang luar biasa bagi peserta didik dan sekolah yang bersangkutan. Tidak hanya sekolah formal, sekolah non formal pun mengalami hal yang sama. khususnya di Paket B dan C Tigawasa (Pibiciwa) PKBM Widya Aksara Banjar-Buleleng. Bertempat di SD No. 2 Tigawasa UN sekolah non formal Pibiciwa yang dilaksanakan pada 18-23 April secara umum berjalan cukup lancar, hanya saja pada hari pertama terjadi kesalahan teknis yang cukup membingungkan peserta, dan pengawas pelaksana UN. Kendala tersebut adalah tertukarnya cover soal Matematika dengan Bahasa Inggris. “Seharusnya UN mata pelajaran Matematika, tetapi isi soalnya Bahasa Inggris, dan semua itu kami atasi dengan menggandakan soal dari ruang yang lain. Kendala ini menjadikan siswa kami harus menunggu 1 jam”, tegas Ni Luh Ayu Marheni, S.Pd.D selaku penyelenggara Pibiciwa. Marheni juga menambahkan bahwa akan ada ujian susulan pada awal Juli 2013 bagi siswa yang tidak lulus dan tidak hadir. Selain itu, pengelola Pibiciwa Nyoman Hartawan, S.E., menyampaikan bahwa peserta ujian yang terdaftar berjumlah 55 orang dan terdistribusi ketiga ruangan. “dari 55 peserta yang hadir 47 orang sisanya lagi 8 orang sakit. Hartawan menambahkan bahwa ada pengawas silang. “kami bertukar pengawas dengan PKBM Gerokgak). Saya berharap untuk tahun berikutnya tidak ada lagi kendala yang begitu fatal, sehingga kegiatan bisa berjalan lancar”, ujar Hartawan. Pada UN tersebut Tim pemantau independent dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) atas nama Ni Luh Gede Erni Sulindawati, S.E.Ak.M.Pd. TPI juga sempat mewawancarai peserta UN Paket C atas nama Agung Wiranjaya. Agung merasakan sedikit grogi pada pelaksanaan UN pertama, tetapi untuk hari-hari berikutnya menjadi terbiasa. Berbeda dengan Ari Cahyadi yang juga sebagai mantan ketua OSIS Pibiciwa yang berharap agar untuk tahun berikutnya bisa lebih baik dari hari, sehingga kendala seperti tertukarnya soal tidak pernah trjadi lagi. Tantangan yang kedua bagi Marheni adalah pelaksanan UN Paket B yang bersamaan dengan Paket C pada hari ketiga yaitu pada tanggal 22 April 2013. “Hari ini kami menumpuk melaksanakan UN, tetapi kami optimis bisa melewatinya”, tegas marheni. Maheni juga menyampaikan peserta ujian Paket B yang terdaftar adalah sebanyak 34 orang, tetapi yang hadir hanya 27 orang, sisanya sakit. Bagi peserta UN Paket B sebut saja namanya Sagita mengatakan soal UN lumayan memeras otak dan Sagita berharap bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. Berbeda dengan Tutut Lahendra yang sangat takut jika dirinya tidak lulus UN mengingat sekarang ada bar code yang soalnya bgitu sulit. Diakhir perbincangan dengan TPI Marheni yang didampingi Nyoman Hartawan berharap agar semuanya bisa terlewati dengan baik, semua siswanya lulus. “Kami selaku penyelenggara UN paket B dan C sangat berharap agar kedepannya bisa lebih baik dan tentunya dengan persiapan yang lebih matang, serta harapan semua sekolah adalah agar semua bisa lulus. Jadikan ini sebagai pengalaman yang nantinya bisa dijadikan refleksi untuk kgiatan selanjutnya”, pungkas Marheni. (rvn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar